Berawal dari waktu yang mempertemukan dua hati yang tidak saling mengenal. Membuatnya menjadi satu bagian untuk saling melengkapi. Seperti puzzle yang menemukan potongannya dan menjadi utuh. Atau bagai senja, yang ternoda jingga hingga membuatnya semakin indah. Itulah aku dan kamu, yang kini seakan menjadi keutuhan diantara bagian demi bagian kekurangan dan kelebihan yang kita miliki.
Mereka bilang kau adalah sosok yang sempurna. Selalu berhasil menciptakan senyuman disetiap harinya. Menghadirkan kebahagiaan, seolah ia adalah tamu teristimewa ditiap waktu yang terisi oleh kerinduan karna diuji oleh jarak. Dan itu nyata, ketika kau mulai mengetuk sebuah pintu menuju ruang hatiku.
Bagiku, bukan hanya tentang kelebihan atau keindahanmu. Tapi aku ingin, kau menjadi bagian dalam kesempurnaan yang tercipta ketika kita saling mengisi celah yang selama ini sempat kosong.
Sepakat untuk saling melengkapi, berjanji untuk saling menjaga, dan berusaha untuk selalu mengerti. Bukankah kisah ini terjalin tidak hanya sementara. Ketika waktu berkata, tibalah saatnya untuk meredam ego.
Kuharap kamu adalah yang terakhir. Bukan sebagai awal, melainkan penutup. Bukan tentang menunggu, tetapi ketika kita sepakat untuk terus berjalan bersama.
Tak banyak yang kuharapkan darimu. Jadilah pemimpin yang patut untuk diteladani. Yang selalu bisa dengan sempurna menyajikan kebahagiaan dalam nasihat yang terucap. Menjadi sosok yang sanggup menegur dengan lembut, dan arahan yang berlandaskan kasih sayang.
Jadilah pemimpin hidupku. Bukan hanya sebatas raga, melainkan jiwa yang kelak akan selalu bersama dalam sebuah keabadian.