Home Cerdas Jalan Tol Kehidupan Nyata

Jalan Tol Kehidupan Nyata

0
Jalan Tol Kehidupan Nyata

jalan tol kehidupan nyata

Jakarta, ya kota yang terkenal dengan kemacetan. Dulu ketika gw berangkat untuk ospek kampus, dari rumah (duren sawit) menuju kemanggisan, membutuhkan perjalanan 2,5 jam dengan kendaraan motor. Gimana naik mobil yaa? WTF! Kalau saja gw nggak berangkat ke kampus dan melawan arah menuju arah berlawanan arah macet, Gw udah menikmati suasana gunung tanpa polusi dan suara klakson.

Dibandingkan dengan kota besar lain di Indonesia, Jakarta lebih memiliki tol yang lebih banyak. Pengguna mobil merasakan melewati jalan tol dibandingkan kehidupan biasa lebih cepat dibandingkan jalan biasa. Ada yang mengatakan, ya jelas karena bebas hambatan. Hmmm, coba aja kalian lewat tol dalam keadaan jam pulang kerja, dari gatot subroto menuju cawang. Kalian akan merasakan kemacetan yang lebih lama dibandingkan melewati jalan biasa. Bahkan gw, lebih nyaman ke bandara soekarno hatta melalui jalur biasa dibandingkan jalan tol dengan asumsi jalanan sepi. Faktanya lebih cepat, lebih hemat (bensin dan tidak membayar tol).

Apa yang membedakan antara jalan tol dengan jalan biasa dengan kondisi sama-sama macet. Menurut gw pribadi, jalan tol mengajarkan kita banyak hal, Pertama. Lw membayar harga, kalau lw mengambil suatu pilihan dan pemilihan itu ada harganya. Motivasi akan jauh lebih besar. Bedakan saja antara makan dibayarin dan makan beli sendiri, pasti beda rasanya kan? Kedua, tidak ada multiple choice di jalan tol. Di jalan biasa, kita suka nggak fokus. Kadang memutar balik (ragu-ragu dan kembali ke masa lalu). Di jalan tol, kita harus berkomitmen dengan pilihan yang sudah kita pilih dan fokus terhadap masa depan. Ketiga, kompetitor. Rata-rata yang mengebut di jalan tol karena tidak ingin kalah. Mereka harus lebih cepat dengan mobil yang lain, biasanya mobil dengan kecepatan tinggi dan jika mereka lambat di jalur cepat. Klakson dan lampu dim sudah bersiap menyerbu kita. Dengan kita memiliki lingkungan yang bagus, kita merasa malu jika kita menjadi orang yang kurang bagus dan sudah pasti kita terpengaruh untuk menjadi yang lebih baik. Sudahkah kita semua berada di jalan tol atau jalan biasa?