Beberapa hari yang lalu saya menerima curhat sekaligus pertanyaan yang dikirim kepada email Prof Gapcer lewat curhatbox, pertanyaannya seperti ini :
“Apa sih akibat terlalu banyak menghayal ?”
Sebelum saya bahas lebih lanjut mari kita pahami dulu apa itu menghayal, menghayal adalah aktivitas otak dalam menimbang,memperkirakan, ber-imajinasi sekaligus membuat sebuah kompleksitas kejadian dalam pikiran. yup, kalo bingung menghayal itu adalah imajinasi. Nah, permasalahan disini khayalan hanya ada dalam pikiran, INGAT ! hanya ada dalam kepala kita saja ! apapun itu, banyak sekali tipe khayalan , kali ini saya akan behas sebagian kecil saja.
Rasa takut juga merupakan bentuk khayalan, ketika kita takut kita mengimajinasikan kemungkinan terburuk yang dapat terjadi pada diri kita, padahal kemungkinan itu belum tentu benar-benar terjadi, misal ketika kita kita maju ke depan panggung dan harus bicara dengan penonton sekitar seribu orang, maka bentuk khayalan ketakutan akan banyak bermunculan, seperti “ah ntar gimana kalo suara saya jelak, ntar gimana kalau saya salah bicara, gimana kalo saya gugup dan grogi, dan alasan-alasan lainnya” semua itu BELUM terjadi itu hanya ada dalam kepala kita.
Saya sama sekali tidak menyalahkan khayalan, imajinasi adalah sesuatu yang sangat powerful dan mengubah peradaban, tanpa imajinasi tentang tikus Disney tidak akan membuat Mickey Mouse, tanpa Imajinasi tentang sebuah perangkat yang mudah dipakai bisa dibawa kemana-mana dapat berkomunikasi dengan siapa saja maka tidak akan tercipta sebuah handphone. Oleh karena itu kekuatan imajinasi JELAS sangat dibutuhkan, tetapi apa yang kita imajinasikan dalam pikiran itulah yang menentukan.
Seperti harapan, harapan juga sebuah imajinasi akan adanya kemungkinan, sekalipun sebenarnya tidak ada kemungkinan, harapan tetap masih ada. Karena dengan berharap manusia mampu bertahan hidup dalam kondisi extrem sekalipun, karena harapan manusia bisa bertahan dalam gejolak hidup sekera apapun.Dari sini sudah jelas ada banyak sekali tipe khayalan, tetapi dari berbagai macam khayalan tersebut tidak ada satupun yang merupakan REALITA semua hanya ada dalam kepala.
Oleh karena itu ada satu hal yang mampu membuat semua harapan menjadi realita, yaitu TINDAKAN. Manusia berharap bertahan hidup, dia harus melakukan tindakan survival , manusia menghayal akan ada alat telekomunikasi praktis, maka harus ada tindakan untuk mewujudkanya, berupa belajar mempelajaari serta melakukan penelitian.
Khayalan hanyalah sebuah unsur dari wujud, jika saya dapat merumuskan dalam matematik maka akan seperti ini :
Khayalan + Tindakan = Realita
Tetapi tetap khayalan yang dimaksud adalah dapat diterima nalar dan logika serta punya kemungkinan. Coba jika salah satu unsur diatas tidak ada maka tidak akan menjadi apapun Khayalan tanpa tindakan hanya tidak lebih hanya sebuah mobil tanpa roda, tindakan tanpa khayalan hanya mobil yang tidak bergerak. Maka dibutuhkan kolaborasi antara semuanya.
Sahabat, yang saya coba saya sampaikan adalah, tetap berkhayal tapi jangan lupakan realita, tetap berkhayal tapi wujudkan dengan tindakan, biarkan imajinasi liar keluar, tapi tetap realistis dalam kehidupan, atau anda akan terkena penyakit Shizrofonia, atau tidak dapat membedakan khayalan dan dunia nyata.
“Knowing is nothing, but applying what you know is everything”