Tuhan, aku menyukainya. Ia hadir bagaikan mentari yang menyingkap embun dipagi hari. Hangat, dan jelas berbeda dengan bintang yang hanya memiliki keindahan.
Tuhan, aku memang ingin memilikinya. Menjadi bagian dari setiap senyuman yang tergambar diwajahnya. Menjadi cerita ketika kita menghabiskan waktu saat senja mulai menyapa diakhir aktivitasnya.
Tapii.. Aku tak ingin melangkah sendiri. Aku tak ingin lagi sakit itu menyapa hatiku. Aku terlalu takut untuk berbagi cinta antara Engkau dan dia. Aku tak pernah ingin kehilangan Cinta-Mu walau hanya sebentar saja. Aku terlalu rapuh jika harus tanpa-Mu.
Tuhan, jika memang Engkau berkenan atas dirinya. Aku hanya bisa memohon, terus Kau tambahkan hati yang lebih mencintai-Mu dibanding aku. Yang lebih memprioritaskan Engkau daripada aku. Dan lebih takut kepada-Mu, bukan kepada apa yang menjadi egoku.
Aku inginkan dia yang mencintai-Mu. Aku ingin memiliki dia yang takut akan Engkau. Dan aku, ingin mendampingi dia yang bersedia melayani-Mu hingga akhir hidupnya.
Cintaku tidak terhenti pada keindahan fisiknya. Sayangku tidak bertuan pada apa yang saat ini ia lakukan untukku. Namun Cinta dan Kasihku, ingin kupersembahkan untuknya, karna ia memanglah orang yang Kau pilihkan untukku.