Aku tahu, semua berbeda. Baik kau, ataupun aku. Kau pernah bilang, mengapa baru sekarang kita bertemu? Sebuah pertanyaan sederhana yang selalu aku ingat ketika aku mengagumimu.
Sosokmu seakan menjadi idola baru bagiku. Ingin rasanya semakin dekat denganmu. Seakan tak ada jarak yang menegaskan bahwa kita tak akan pernah bersama.
Namun apa daya, rasa itu muncul tiba-tiba. Menyeruak kepermukaan hati dan berdiam disana. Tapi kamu tenang saja, aku cukup tahu diri. Tentang bagaimana dan apa yang harus aku lakukan. Aku tak ingin menyakiti perasaanmu. Aku tak sejahat mereka, yang mungkin pernah membuatmu harus memilih dua hal yang kau sayangi. Aku akan belajar untuk tersenyum ketika kau bahagia. Walau aku tahu, rasanya itu sangat perih. Tapi aku akan belajar. Belajar untuk bisa tersenyum bersama-sama denganmu.
Jangan salahkan waktu, ketika kita rasa ia bersikap tak adil. Mungkin ia hanya ingin mengajarkan sebuah arti ketulusan. Atau mungkin ia hanya ingin menciptakan sebuah kenangan indah.
Kamu, mungkin hanya pelangi dalam hidupku. Yang datang dengan sejuta keindahan warnanya, dan akan menghilang dengan perlahan tapi pasti.
Terimakasih, untuk sebuah perkenalan yang singkat. Untuk sebuah sosok idola yang kau selipkan diantara waktu. Dan juga untuk setiap kata yang pernah terucap.
Doaku, yang terbaik bagi kebahagiaanmu.