Hari ini gw menjemput papa dari bandara berhubung pesawat malam jadi dalam perjalanan sepi. Gw jadi teringat orang-orang ada yang kecewa dengan Foke karena tidak dapat mengurangi kemacetan, memang butuh perjuangan besar terutama ide karena warga bogor, depok, bekasi dan tangerang banyak yang ke Jakart hanya untuk bekerja. Jakarta tak macet bisa kita rasakan saat liburan lebaran karena banyak yang libur kerja dan pulang ke daerah asal mereka. Kali ini gw mau berbagi kisah nyata yang dialami papa dan berhubungan dengan kemacetan, mungkin dapat menjadi inspirasi kita semua khususnya pemprov DKI
Suatu hari papa gw pergi ke kantor dengan mobil dengan situasi jam kantor. Dulu jalanan yang biasa dilalui belum ada busway dan busway baru ada tahun ini. Jalanan tersebut adalah I Gusti Ngurah Rai. Karena papa melihat jalan macet dan jalur busway kosong, papa memilih jalur busway untuk menghindar kemacetan dan lebih cepat masuk kantor. Tapi tiba-tiba di depan polisi memberhentikan mobil. Sang polisipun menyapa sambil memberikan hormat, “Selamat pagi pak, bapak salah karena melewati jalur busway”. Papa saya langsung menjawab dengan tegas dan penuh percaya diri, “Iya Pak, saya mengaku bersalah tapi saya bersalah karena bapak. Coba bapak lihat di depan, apa peraturan yang tertulis disana? Dilarang parkir kan pak? Tapi kenapa banyak yang parkir dan menyebabkan kemacetan?”. Polisi mulai berpikir mencari alasan, “Maaf pak kami kekurangan orang untuk mengurus itu pak”. Dengan lapang dada, papa saya memaafkan polisi. “Tidak apa-apa pak, silahkan bapak tilang mereka baru nanti tilang orang yang melewati jalur busway pak”. Dengan tegas polisi langsung menjawab, “Siap pak, silahkan menyalakan mesin dan semoga selamat sampai tujuan”.
Kisah ini adalah kisah nyata yang dialami papa gw. Mungkin kita sendiri juga pernah mengalami kondisi seperti ini yaitu kita sibuk mencari anak bahkan cucu dari masalah. Apa yang biasanya terjadi? Yang terjadi, masalah tersebut datang kembali ke kita dan yang lebih parah datang dengan masalah yang lebih besar. Lalu apa yang harus kita basmi? Yang kita basmi adalah orang tua masalah. Sama seperti tawuran yang terjadi saat ini, polisi memang menangkap pelaku tawuran dan memberikannya hukuman sesuai hukum yang berlaku. Tapi kenapa bisa terjadi kembali? Dan ini terjadi bisa di sekolah lain karena orang tua masalah masih hidup sehingga dapat memproduksi masalah yang baru. Perlu kita ketahui bersama-sama biarpun masalah tawuran adalah masalah kelompok tapi setiap orang memiliki sumber masalah yang berbeda. Bagaimana dengan sobat gapcer sendiri? Apa sudah menemukan sumber masalah dalam hidupmu? Bila sudah temukan solusi atau bila bingung bisa mengisi di curhat box dan prof gapcer akan membantumu memberikan solusi.