Awalnya semua terlihat indah. Kamu diantara waktu yang menunjuk hatiku, sempat menghadirkan senyuman sempurna. Namun sayang, itu hanya sekejap. Bukankah ini sebuah Kehilangan. Dimana aku benar-benar tak bisa lagi memandangmu. Dimana yang ada hanya gundukan tanah yang tertera namamu dalam ukiran batu nisan itu. Bukankah ini sebuah Kesedihan.
Dimana aku bisa melihat kembali senyuman itu. Dimana aku bisa mendengar kembali lantunan suaramu. Dimana lagi aku bisa menyentuh ragamu. Semua sirna. Semua hilang dan lenyap.
Bukankah disini ada aku. Mengapa kau sungguh lancang pergi tanpa permisi dari hatiku. Mengapa kau lakukan itu disaat aku lupa bagaimana caranya untuk menangis. Mengapa kini kau berubah menjadi tega dan sangat kejam padaku. Mengapa?
Apa salahku, apa yang menjadi kemarahanmu atasku. Hingga kini, kau biarkan mereka mengukir namamu diatas nisan itu. Mengapa tak kau beri aku satu kesempatan. Mengapa tak ada jeda waktu untukku dapat memelukmu dalam nyataku. Mengapa?
Mungkinkah ini yang dinamakan Takdir? Mungkinkah ini yang mereka sebut Jalan Hidup? Mungkinkah sesakit ini, Jalan yang harus aku lalui?
Jika itu adalah akhir dari Jalanmu. Dan ini menjadi awal Perjalananku yang sesungguhnya, aku bisa apa? Hanya doa yang bisa aku panjatkan. Hanya Doa yang bisa aku berikan. Tenanglah kau disana. Karna aku berjanji, akan menjalani semua ini dengan Ikhlas dan dengan Semangat yang kau titipkan untukku.