Sekarang kita dapat berkomunikasi dengan orang di benua yang berbeda dan dapat membalas hanya dalam hitungan detik, mendengarkan suara dan melihat mereka secara langsung. Jika kita terlahir di zaman dulu, misalnya 100 tahun yang lalu. Apakah teknologi ini dapat diterima oleh otak sobat gapcer? Mungkin ada yang berpikir bahwa ini sangat mustahil. Tetapi di zaman sekarang, teknologi ini sudah menjadi hal yang biasa dan untuk orang yang tidak bisa menggunakan disebut orang “jadul”.
Di dalam kehidupan sehari-hari, sobat gapcer menciptakan inovasi atau mengerjakan sesuatu. Teman sobat gapcer mengatakan, “Ah, mana bisa lw? Mimpi aja lw”. Pernahkah sobat gapcer mengalami hal ini? Apa yang ada di dalam pikiran sobat gapcer, terpengaruh atau menjadi semakin termotivasi? Saya ucapkan selamat, bila sobat gapcer semakin termotivasi. Untuk yang terpengaruh, saya memiliki pertanyaan. Siapakah yang harus Anda percaya, apakah sobat gapcer atau orang yang mempengaruhimu? Kalau sobat gapcer menjawab diri sendiri, kok masih terpengaruh? Atau ada pikiran, ya percaya sama dia lah. Dia kan lebih pintar dan berpengalaman.
Oke, kita ulangi pertanyaannya, siapa yang harus sobat gapcer percaya, orang lain atau Tuhan? Prof, kok bawa nama nama Tuhan? Sudah pasti milih Tuhan dong. Agama di Indonesia memiliki kitab suci, bukan? Di dalam kitab suci menjelaskan apa yang bisa kita lakukan dengan apa yang kita tidak bisa lakukan, bukan? Apa di dalam kitab suci mengatakan sobat gapcer tidak bisa mengerjakan matematika? Tolong juga sebutkan ayat suci yang mengatakan sobat gapcer adalah manusia yang bodoh dan mendapatkan nilai yang jelek di sekolah. Pasti tidak ada!
Selama hukum Tuhan, kitab suci, hukum alam mengatakan bisa, anda pasti bisa meraih impian