Minggu ini adalah minggu Ujian Tengah Semester untuk kalangan mahasiswa. Ujian Tengah Semester berfungsi untuk menguji kembali kemampuan belajar selama tiga bulan di kelas. Tentunya semua memiliki harapan untuk bisa lulus dan membanggakan orang tua dengan memiliki nilai yang memuaskan.
Saat gw menghadapi UTS, sering mendengar keluhan dari teman-teman kuliah yang bingung belajar karena tidak suka dengan gaya dosen. Bahkan ada yang membenci atau buta mata kuliah karena dosen. Apapun kondisinya, mau tidak suka dengan dosen tapi kita wajib untuk menyelesaikan ujian sebagai syarat lulus. Solusi terbaik adalah kita membuat diskusi kelompok. Ya, ini yang paling sering kita lihat di perpustakan, koridor dan kos. Perpustakan terlihat ramai saat menjelang Ujian. Orang-orang yang memahami mata kuliah rela berbagi ilmu dengan orang yang belum memahami, persahabatan ujian. Akan lebih baik, kalau ini terjadi minimal seminggu sekali setiap kegiatan kuliah berlangsung. Bukan saat mendekati UTS, bahkan gw pribadi pernah merasakan belajar dengan sistem H-1, H-1 ini bukan H-1 days tapi H – 1 hours, hehe. Hasilnya sudah pasti kurang memuaskan dibandingkan kita sudah memiliki kesiapan yang lebih lama, belajar bersama teman-teman bisa sambil bercanda. Berbeda kalau mendekati hari H, ada perasaan takut dan suasana menjadi kaku dan serius.
Belajar dengan kelompok memiliki keuntungan yang besar selain mengasyikan, nilai kita berpengaruh dengan mereka. Sering bergaul dengan kelompok belajar pintar, kita ikut tertular pintar. Jika tidak percaya, misalnya jumlah kelompok terdiri dari lima orang. Jumlahkan semua nilai (5 orang) lalu bagi lima itulah nilai kamu. Ingat rumus ini, tidak berlaku untuk orang yang mendekati orang pintar saat hanya butuh saja, mau ujian. Giliran belum ujian, mendekati mahasiswa yang hanya main. Nilai kita tertular dengan mereka. Jadi menurut gw pribadi 80% waktu kita bersama orang pintar dan 20% waktu kita bersama dengan orang menyenangkan untuk refreshing.